
Oleh : Renata*
Indonesia hingga kini terus berupaya meningkatkan kualitasnya dalam berbagai sektor. Menjalin hubungan internasional dengan tujuan memacu pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, juga memperkuat hubungan persahabatan antar negara. Indonesia memiliki landasan politik bebas aktif hal ini juga mendasari Indonesia dalam menjalin kerjasama antar negara secara bebas menentukan pilihannya dalam memilih partner dan juga menentukan kebijakan bidang apa yang pilihnya.
Negara Indonesia memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan jika menjalin kerjasama internasional salah satunya adalah potensi pembangunan infrastruktur, indonesia miliki Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencakup banyak perusahaan berkualitas bergerak di bidang infrastruktur dibuktikan oleh keberhasilan pembangunan infrastruktur 5 tahun terakhir dengan pencapaian 782 KM jalan tol, 3.387 KM jalan nasional, lebih dari 191ribu KM jalan desa, dan 15 bendungan besar.
Indonesia melihat sebuah peluang besar dari segi infrastruktur maka diselenggarakan Forum Indonesia-Afrika Infrastructure Dialogue (IAID), Menteri luar negeri Retno marsudi membuka penyelenggaraan pada 20-21 agustus 2019 di Nusa dua lot Bali.
Forum ini mempertemukan Indonesia dengan 53 negara di benua afrika, ajang ini sangat tepat untuk menjalin kerjasama internasional Indonesia mempromosikan keunggulan infrastruktur yang dimiliki negara Indonesia kepada negara-negara di Afrika.
Kerjasama internasional yang telah disepakati dalam forum ini sebanyak 11 kesepakatan bisnis melibatkan perusahaan-perusahaan seperti Wika, Indonesia Eximbank, Bio Farma, Kimia Farma, Energi Mega Persada, dan Indesso.
Kesepakatan-kesepakatan tersebut diperkirakan bernilai keseluruhan mencapai USD822 juta, tentunya keputusan tersebut menguntungkan kedua belah pihak karena hasilnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui perjajian bisnis yang disepakati, juga membantu mengatasi infrastruktur negara di benua Afrika Indonesia siap berbagi pengalaman bisnis dan investasi dengan Afrika berupaya membantu pembangunan dan penuntasan kemisninan di benua Afrika.
*) Penulis adalah mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa








































