Beranda Mimbar Ide Tragedi Rohingya adalah Hitlerianisme Abad 21

Tragedi Rohingya adalah Hitlerianisme Abad 21

0
Furqan Jurdi

Oleh : Furqan Jurdi*

Sepanjang Rakhine rintihan menggema di atas langit Bumi Burma (Miyanmar), atas “kejahatan suci” dari para “tuan” yang ktanya pemilik sah Tanah disana. Mereka melakukan genoside, atas nama sentimen rasis.

Para Biksu yang menunduk dihadapan tuhan dengan kedengkian, berceramah seperti agitator Nazi zaman Hitler. Menghasut agama dan menyembelih kasih sayang yang terselip dalam agama itu. Disana Wirathu pemimpin besar, ditempat ibadah dengan jubah kuning dan kepala botak membuat propaganda lalu mengeksekusi.

Nazisme hanyalah kesombongan ras. Ini adalah kejahatan agama dan pembantaian atas nama kehormatan. Ajaran agama macam apa yang berbicara kehormatan lalu membantai manusia? Dari ceramah-ceramah Wirathu terlihat jelas kedengkianya terhadap Islam.

Aung San Suu Kyi perempuan paling jahat dari yang terjahat di Dunia. Adakah hati perempuan yang seganas Suu Kyi? Seorang yang telah diberi nobel kehormatan membiarkan kejahatan kemanusiaan di depan matanya.

Wahai Saudara Ini adalah kejahatan yang komplit. Atas nama ras manusia disembelih, dibakar dan dicincang. Atas nama agama perempuan, anakanak, dan lanjut usia dibantai seperti binatang. Ini genosida yang lalin ngeri di abad ini.

Pantaskah itu dilakukan? Hitler memiliki propagandis yang bagus, seperti Joseph Goelbez. Aung San Suu Kyi memiliki wirathu untuk propagandis. Hitler memakai politik dan sentimen Ras yang dijadikan alasan pembantaian. Miyanmar memakai agama, ras, dan kehormatannya yang hina untuk membunuh.

Hitler memakai militer untuk membunuh dan mereka dieksekusi didalam kamp pembunuhan nazi. Miyanmar memakai biksu, militer dan sipil untuk membunuh minoritas.

Ini kejahatan yang paling ngeri saudara. Bagaimana mungkin rintihan kemanusiaan itu kita tidak dengar. Ini rintihan yang sangat menyayat hati. Mereka miskin, mereka teraniyaya, mereka dibantai tapi dunia tutup mata.

Marilah saudara, lihatlah itu dengan mata tajam, renungilah kepedihan yg mereka alami. Semoga kita sadar bahwa Hak asasi adalah sumber kehidupan dan Islam sumber dari segalanya itu.

*) Penulis adalah aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Jaringan Islam Nusantara (JIN)

Facebook Comments