Matakita.co, Banjarmasin- Beragamnya tanggapan perihal maraknya perbincangan perilaku Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) saat ini. Menariknya banyak pihak yang membenturkan terhadap Hak Azasi Manusia (HAM) serta prinsip nafas hidup dari pancasila.
Baginya, oleh karena atas nama HAM maka perilaku LGBT harus mendapatkan ruang dalam tatanan kehidupan, sebab hal ini pula sejalan dengan nafas prinsip pancasila yang kita anut di negara ini.
Melihat fenomena ini, Dr. Siswanto Rawali, S.Sos., M.Si menanggapi perbincangan itu. Ia mengatakan pentingnya kita memahami pancasila dengan benar, sebab berdasarkan azas pancasila seharusnya tidak boleh mentolelir perilaku LGBT. Senin (22/08/2022)
“Jika mengkaji dan memahami Pancasila dengan benar, maka sesungguhnya di Indonesia yang menganut azas Pancasila seharusnya tidak boleh mentolelir perilaku LGBT. Pancasila adalah saripati nilai-nilai agama dan norma budaya yang dianut, diyakini, hidup dan berkembang pada masyarakat bangsa Indonesia”. Jelasnya
Oleh karena itu Kata Dr. Siswanto Rawali, S.Sos., M.Si., siapapun mengakui Pancasila sebagai dasar Negara maka harus tunduk dan patuh pada nilai-nilai yang terkandung di dalam kelima nilai Pancasila. Terutama pada sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” dan sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Tambahnya
Selanjutnya kata Siswanto sapaan akrabnya, bahwa terkait perilaku LGBT, tidak ada agama dan budaya di Indonesia yang mentolelir perilaku LGBT. Apa lagi jika merujuk kepada nilai-nilai Islam yang dianut mayoritas rakyat Indonesia. jelasnya
“Perilaku LGBT adalah perilaku tercela, menjijikkan dan sumber bencana dari Allah SWT kalau dibiarkan. Kisah Nabi Luth adalah contoh konkrit dalam sejarah peradaban manusia. Bagaimana Allah SWT memusnahkan ummat Nabi Luth di negeri Sodom yang mempraktekkan hubungan sesama jenis. Sebagai bangsa yang beragama, kita seharusnya menolak dengan tegas perilaku amoral dan menjijikkan itu”. Pungkas Alumnus FISIP Universitas Hasanuddin (Unhas) itu.
Selain itu, dirinyapun kembali menjelaskan bahwa perilaku LGBT juga sangat bertentangan dengan sila kedua Pancasila “kemanusiaan yang adil dan beradab”, yang menjadi dasar nilai-nilai kemanusiaan yang beradab. Perilaku menyukai sesama jenis adalah perilaku yang sangat tidak beradab. Bahkan menurut ilmu psikologi, perilaku LGBT adalah penyakit kejiwaan dan bisa menular kepada siapa saja. tambah Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Unhas ini.
Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin itu menjelaskan lebih lanjut, bahwa sebelum berkembang dan semakin merusak nilai-nilai ke-Pancasilaan kita, seharusnya ada upaya serius dari semua elemen bangsa untuk melawan serbuan LGBT. Di tingkat Negara, harus didorong adanya regulasi yang tegas dan solutif terhadap perilaku menjijikkan tersebut. pungkasnya
“Di lembaga pendidikan harus dijadikan materi pembelajaran khusus supaya anak didik kita mengenal dan bisa terhindar dari pengaruh negatifnya. Tokoh-tokoh agama, para da’i dan para penggiat moralitas harus mendakwahkan dan mensosialisasikan secara jelas dan tegas”, ungkap Siswanto dengan tegas.
Diakhir Siswanto menyampaikan, Pada level masyarakat para pelaku dan pendukung LGBT harus diberi sanksi sosial. Jangan lagi kita berlaku permissif membiarkan dan bahkan memberi ruang mereka semakin merusak tatanan agama, moral dan etika kita sebagai bangsa yang beradab. tegasnya
“Apapun bentuk perhatian kita pada pelaku LGBT, harus tetap dalam kerangka memandang mereka sebagai sesama manusia yang diuji oleh Allah SWT dengan penyakit. Oleh karena itu, solusi kita kepada mereka adalah solusi kemanusiaan. Kembalikan mereka kepada kodratnya sebagai manusia yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan melalui program-program ‘pemanusiaan’ mereka kembali”. Tutup Alumnus Doktoral FISIP Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung itu. (*MHM)