Beranda Kampus Kerjasama FISIP, CPCD Unhas Hadirkan Hadirkan Dr Sana Jaffrey Bahas Peran RT/RW...

Kerjasama FISIP, CPCD Unhas Hadirkan Hadirkan Dr Sana Jaffrey Bahas Peran RT/RW Dalam Pemerintahan Lokal

0

MataKita.co, Makassar – Center for Peace, Conflict, & Democracy (CPCD) Universitas Hasanuddin(Unhas)  bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) menyelenggarakan kuliah tamu yang difasilitasi oleh Dr. Sana Jaffrey. Kuliah tamu ini membahas tentang peran Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW) dalam pemerintahan lokal di Indonesia (The Role of Neighborhood Leaders in Local Governance in Indonesia). Dr. Sana Jaffrey merupakan dosen dari Departemen of Political & Social Change, Australian National University dan nonresident scholar di The Carnegie Endowment for International Peace. Dr. Sana Jaffrey juga memiliki pengalaman riset selama sekitar 15 tahun di Indonesia.

Kuliah tamu dihadiri oleh civitas akademika Universitas Hasanuddin dan didominasi oleh dosen dan mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. Salah satu hal menarik dalam kuliah tamu ini yaitu beberapa peserta berasal dari kelompok studi saintek (sains dan teknologi). Isi pembahasan dalam kuliah tamu yang cenderung menjadi bahasan kelompok studi soshum (sosial dan humaniora) ternyata juga menarik minat dari kelompok studi lainnya untuk dipelajari. Hal ini menjadi modal yang baik untuk perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan ketika semua civitas akademika yang juga adalah anggota masyarakat dalam tataran kehidupan sosial, terbuka untuk mengetahui kenyataan sosial politik yang terjadi di lingkungannya.

Kuliah tamu ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut kerjasama internasional antara Center for Peace, Conflict, & Democracy (CPCD) Universitas Hasanuddin dan Australian National University (ANU). Dalam kerjasama ini pun akan dilaksanakan dua penelitian kerjasama yaitu penelitian tentang pemetaan konflik di Sulawesi Selatan dan penelitian tentang peran Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW) dalam pemerintahan lokal di Kota Makassar. Kuliah tamu ini berlangsung pada Senin, 12 Februari 2024 pukul 09.00 – 11.00, bertempat di Ruang Senat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

Dr. Sana mengawali pemaparannya dengan mengungkapkan tentang pentingnya pengkajian tentang RT/RW. Menurut Dr.Sana, RT/RW memiliki peran yang signifikan secara politik dalam masyarakat namun selama ini peran tersebut belum banyak dikaji oleh peneliti dalam kajian ilmu politik. Pokok pembahasan yang dipaparkan Dr. Sana dalam kuliah tamu ini yaitu RT/RW sebagai kontrol politik di Asia dan sekitarnya, perubahan tata kelola RT/RW dalam transisi demokrasi di Indonesia, ekstremisme agama dan kebangkitan fungsi keamanan RT/RW, dan studi kasus penelitian tentang peran RT/RW di Kota Surabaya (Ibu Kota Provinsi Jawa Timur).

Prof. Dr. Suparman Abdullah, M.Si, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang ikut hadir dalam kuliah tamu ini pada kesempatan diskusi memaparkan bahwa berdasarkan pada pengalaman beliau ketika menjabat sebagai ketua RT selama dua periode, peranan dan posisi ketua RT memang cukup signifikan  dalam masyarakat dan pada sisi lainnya “terjepit” dalam dua kepentingan.

Menurut Prof. Suparman, ketua RT “terjepit” dalam kepentingan menjadi perpanjangan tangan kepentingan pemerintah dan menjadi penyambung lidah aspirasi masyarakat kepada pemerintah.

Pada akhir sesi kuliah tamu, Dr. Sana memaparkan beberapa poin kesimpulan tentang peran RT/RW dalam pemerintahan lokal di Indonesia. Pertama, sifatnya yang serba guna membuat RT/RW menjadi bagian tak terpisahkan dari ketatanegaraan dan mustahil untuk dirobohkan. Kedua, munculnya ancaman baru dari teroris dan kelompok Islam radikal memicu upaya untuk menghidupkan kembali RT/RW sebagai tempat represi kolaboratif. Namun, dalam sistem demokrasi, negara hanya mempunyai sedikit pengaruh untuk mewajibkan kepatuhan. Ketiga, kendala sosial dan blindspot membuat RT/RW tidak bisa memantau dan melaporkan apabila terjadi aktivitas mencurigakan di lingkungannya. Keempat, jaringan RT/RW penting untuk tanggap darurat namun tidak mungkin menjadi sumber informasi yang dapat diandalkan dan dapat ditindaklanjuti untuk Counter-Terrorism/Preventing Violent Extremism (penanggulangan terorisme/pencegahan ekstrimisme kekerasan). Pendekatan “just in case” (berjaga-jaga) dalam memelihara jaringan tanggap darurat adalah pendekatan yang masuk akal. Kelima, meningkatnya kesenjangan antara pemahaman pemerintah dan RT/RW mengenai peran dan tanggung jawab, mengantarkan pada kondisi pentingnya RT/RW memahami peran dan tanggung jawabnya.  

 

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT