MataKita.co, Gorontalo – Tradisi buka puasa bersama alias bukber sudah menjadi menu wajib di bulan Ramadan. Begitu pun bagi 78 mahasiswa dari 48 Perguruan Tinggi di Indonesia yang datang merantau ke Gorontalo tepatnya di Universitas Muhammadiyah Gorontalo dalam kegiatan Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) batch 4 Tahun 2024.
Tak hanya momen berbuka, ada beberapa agenda yang diikuti oleh mahasiswa dalam rangkaian Modul Nusantara yang berlangsung di Masjid Muhammadiyah yakni Masjdi Darul Arqam Gorontalo. Kegiatannya mulai dari, Kebhinekaan Kunjungan ke Masjid Darul Arqam (Masjid Muhammadiyah Prov. Gorontalo), Kontribusi Sosial menyiapkan kudapan berbuka di Masjid Darul Arqam, dan Inspirasi dalam hal ini Diskusi dan penyampaian materi bersama Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Gorontalo.
Ketua PWM Gorontalo, Dr. Sabara Karim Ngou mengaku senang bertemu dengan
mahasiswa PMM dan dapat melakukan Diskusi terkait Peranan Muhammadiya
dalam Menjaga Toleransi dan Bagaimana Terkait Pancasila.
“Hikmah puasa kali ini kita bisa silaturahmi dan saling mengenal, dan suatu saat saya bertemu dengan kalian di daerah kalian dalam berbagai kesempatan ketika saya tidak bisa menyapa anda, kalian bisa menyapa saya,” Ucapnya.
Lanjut Dr Sabara, Masjid Darul Arqam adalah Masjid Dakwah Muhammadiyah di Provinsi Gorontalo, jadi Muhmmasiyah itu adalah organisasi dakwah dan terkenal bukan hanya di Indonesia tetapi sekarang Muhammadiyah terkenal di seluruh dunia bahkan sekarang Muhammadiayh sudah ada cabang-cabang istimewa di Luar Negeri, sebagai organisasi dakwah terkait dengan pancasila Muhammadiyah sudah bertekad bahwa pancasila adalah harga mati.
“Pancasila sebagai dasar negara Indonesia maka Muhammadiyah telah mengikrarkan diri bahwa pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah, artinya Negara kesepakatan dari perjanjian yang disepakati. Selain itu kalau Muhammadiyah culturnya hanya untuk Islam itu tidak akan diterima karena Muhammadiyah sangat mendukung toleransi terbukuti Muhammadiyah telah berhasil membangun Perguruan Tinggi Muhammadiyah di daerah yang mayoritas non muslim seperti di Papua ada dua PTM di NTT dan Sulawesi Utara yang notabennya mahasiswa di daerah tersebut yang artinya di dominasi oleh mahasiswa non muslim itu artinya Muhammadiyah diterima di seluruh kalangan umat beragama maka Muhammadiyah tidak perlu diragukan lagi Darul Ahdi Wa Syahadah,” Tutupnya.