Matakita.co, Makassar- Geger dipemberitaan bahwa Direktur Profetik Institute Muhammad Asratillah resmi ditunjuk sebagai Juru bicara (jubir) pasangan INIMI menghadapi konstetasi Pemilihan Walikota (pilwalkot) Makassar.
Mengamati pemberitaan tersebut tentu menarik kita ulas sebab belakangan ini Muhammad Asratillah merupakan sosok yang dikenal sebagai pengamat sekaligus konsultan politik. Pendapatnya seringkali menjadi rujukan publik serta langganan bagi media untuk menjadi narasumber.
Melihat situasi yang semakin ramai, Redaksi matakita.co melakukan konfirmasi sekaligus merangkum klarifikasi yang diberikan Muhammad Asratillah. Kamis (05/09/2024)
Asratillah demikian sapaannya, mengakui bahwa dirinya memang telah diminta oleh TIM INIMI untuk menjadi jubir, namun sebagai Direktur Profetik Institute, ia merasa perlu mendiskusikannya terlebih dahulu dengan lembaga yang dipimpinnya.
“Agak riskan bagi lembaga saya sebagai direktur untuk mengambil peran sebagai juru bicara”. jelasnya
lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa lembaga yang ia pimpin yakni Profetik Institute merupakan lembaga konsultan yang juga berperan sebagai pengamat, jadi posisi kami harus netral dan berada di tengah-tengah.
“Sebagai lembaga konsultan tentu kami tidak terlibat dalam mencari suara atau semacamnya” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa saat ini tidak berkeinginan untuk masuk dalam tim pemenangan pasangan calon manapun.
“Saya tetap berada di posisi saya sebagai Direktur Profetik Institute sekaligus pengamat yang objektif,” tegas Direktur Profetik Institute itu.
Meskipun Asratillah mengakui bahwa dari keempat kandidat pasangan Calon walikota dan wakil walikota Makassar tentu memiliki kedekatan dan hubungan personal yang baik.
“Karena itu secara kelembagaan tentu kami sangat terbuka kepada siapapun untuk berdiskusi terutama membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kemajuan daerah, terlebih lagi kepada pasangan MULIA (Munafri Arifuddin-Aliyah) yang kerap kali melibatkan kami dalam penyusunan visi dan misi untuk menkonkretkan berbagai item didalamnya”. Papar Asratillah (**)