Beranda Uncategorized Warga Blok 6 Perumnas Antang Makassar Swadaya Hadapi Banjir Tahunan

Warga Blok 6 Perumnas Antang Makassar Swadaya Hadapi Banjir Tahunan

0
Rumah terendam di Kajenjeng XI, Perumnas Antang Blok 6 (Fauzan)

MataKita.co, Makassar – Air kembali bertamu di rumah-rumah warga Perumnas Antang Blok 6, Makassar, Sulawesi Selatan dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter. Tak kunjung surut, warga kesulitan mengakses makanan dan kebutuhan rumah tangga karena terkepung oleh banjir. 

Warga mengungkapkan kekecewaan karena selama ini daerah banjir yang menjadi sorotan hanya di daerah Perumnas Antang Blok 8 dan Blok 10, walau area banjir yang cukup parah juga dialami warga Perumnas Antang Blok 6. Beberapa bantuan seperti perahu karet dan obat-obatan dibutuhkan namun menurut warga hal tersebut tidak terdistribusi ke titik banjir di Blok 6 sehingga masyarakat secara swadaya mengevakuasi diri naik ke lantai dua rumah maupun mengungsi ke rumah kerabat.

Salah seorang warga Kajenjeng XI yang bertahan di rumah (Fauzan)

“Tidak ada tanggapan dari manapun, makanya emosi saya tadi. Saya minta perahu karet di Timsar selalu disuruh tunggu karena masih dipake, masih dipake,” Ungkap Fajar, Warga Blok 6 sekaligus pensiunan tentara ini. Banjir tahun ini merupakan yang terparah sejak beberapa tahun terakhir. Walau pada tahun 2019, banjir serupa juga pernah terjadi namun belum separah ini. “Dulu itu masih sampai batas di lorong ini saja, tidak tumpah ke jalanan sini. Tapi kita lihat tahun ini yang di pinggir jalan saja sudah terendam,” Ujar Heru, salah satu korban banjir di Blok 6.

Respon yang tidak tanggap atas keluhan masyarakat ini menurut Fajar dan Heru mengakibatkan warga tak lagi berharap banyak kepada pemerintah untuk memberikan solusi atas persoalan banjir ini. “Kami dari tahun 2019 sudah menyediakan perahu kayu sendiri soalnya kami minta-minta terus akhirnya capek karena tidak pernah dikasih. Ah tidak ada lah. Selalu disampaikan tidak ada datanya segala macam padahal pak RW sudah ajukan ke pak lurah udah lama. Tapi syukurlah kita masih bisa bertahan,” Tegas Heru.

ADVERTISEMENT

Kedua pria paruh baya yang telah bermukim di Perumnas Antang Blok 6 sejak tiga dekade lamanya ini juga menjelaskan bahwa walau warga sebagian besar memilih bertahan di rumah masing-masing dan tidak mengevakuasi diri ke titik pengungsian, kondisi kerugian materil dan ancaman kesehatan warga di Blok 6 juga adalah korban karena banjir ini bukan air mengalir melainkan air yang tergenang. “Walaupun warga bertahan-bertahan tapi kan mereka juga korban pak, habis juga mereka itu. Bahkan tadi kami evakuasi bayi umur satu bulan dengan neneknya sampai perlu meminta bantuan dari Paskhas AU,” Jelas Fajar.

Lebih lanjut, Fajar mengungkapkan kronologi singkat banjir dan penyebabnya. Menurutnya, saat curah hujan sangat tinggi di lokasi hari Selasa kemarin, kondisi air tak seperti biasanya seolah tumpah lalu sangat cepat meluap dan menggenang. Drainase yang kurang baik juga menjadi perhatiannya sejak lama sehingga memperparah kondisi serapan air. “Jadi kemarin itu air kayak tumpah. Tidak selang waktu satu jam tau tau sudah disini (menunjuk ke arah dada),” Kata Fajar sembari mengilustrasikan ketinggian air.

Heru dan Fajar berharap bahwa banjir yang tiap tahun terjadi di daerah mereka dapat segera teratasi dengan mitigasi bencana yang lebih efektif dan distribusi bantuan kebencanaan yang lebih merata serta tidak terfokus ke satu titik saja. “Mewakili warga Blok 6 kami tidak terlalu banyak berharap, kebanyakan sudah pasrah. Tapi saya selalu sampaikan ke anak-anak muda dan warga untuk semangat. Jangko mundur, kau masih mampu, ayo anak muda gerak bantu,” Ujar Fajar mewakili warga.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT