Beranda Lensa DKM Baitul Adli, H. Ferry Taslim Dt. Toembijo Gelar Silaturahim dengan Dt....

DKM Baitul Adli, H. Ferry Taslim Dt. Toembijo Gelar Silaturahim dengan Dt. Mangkuto Alam

0

Matakita.co, Makassar, 10 Maret 2025 – Dt. Mangkuto Alam seorang Niniak Mamak Minangkabau, menghadiri undangan silaturahmi di Masjid Baitul Adli Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan atas undangan Asisten Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara Kejati Sulsel, H. Ferry Taslim, S.H., M.Hum., M.si, Dt. Toembijo, yang juga menjabat sebagai Ketua Presidium Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Baitul Adli.

Acara ini menjadi momentum refleksi atas peran masjid sebagai pusat spiritual yang mengusung nilai keadilan serta keberagaman budaya di Sulawesi Selatan. Selain itu, kehadiran Dt. Mangkuto Alam juga memperkuat ikatan sejarah panjang antara Minangkabau dan Sulawesi, terutama dalam konteks penyebaran Islam di masa lampau.

Masjid Sebagai Pilar Keadilan dan Kebersamaan

Dt. Toembijo menegaskan bahwa Masjid Baitul Adli bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol keadilan dan integritas yang menjadi prinsip utama dalam tugas kejaksaan.

ADVERTISEMENT

“Pemilihan nama Baitul Adli, yang berarti Rumah Keadilan, lahir dari kajian mendalam dan telah dikukuhkan melalui SK Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan pada 2022. Ini bukan sekadar nama, tetapi cerminan semangat penegakan hukum yang berlandaskan keadilan, moralitas, dan tanggung jawab,” ujar Dt. Toembijo.

Lebih dari itu, desain arsitektur masjid ini mencerminkan harmoni budaya yang kuat. Bangunan ini mengintegrasikan unsur Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar, dengan struktur utama menyerupai Kapal Phinisi, lambang ketangguhan masyarakat Sulawesi Selatan. Kubahnya terinspirasi dari Songkok Recca (Bone), Patonro Sultan Hasanuddin (Makassar), relief ukiran khas Toraja, serta Menara Syahadatain dengan ornamen Mandar.

“Masjid ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai religius dan kebudayaan dapat menyatu dalam harmoni. Ini adalah tempat di mana insan kejaksaan dan masyarakat dapat bertemu, berbagi ilmu, serta memperkuat spiritualitas dan kebersamaan,” tambahnya.

Integrasi Budaya, Nilai Islam, dan Jejak Sejarah Minangkabau

Dt. Mangkuto Alam menyoroti pentingnya keberadaan Masjid Baitul Adli sebagai pusat dakwah yang memiliki kaitan erat dengan sejarah panjang penyebaran Islam di Sulawesi Selatan.

“Sejarah mencatat bahwa pada masa lalu, tiga Datuk dari Minangkabau datang ke tanah Sulawesi untuk menyebarkan agama Islam. Mereka adalah bagian dari pergerakan dakwah yang turut membentuk perkembangan Islam di wilayah ini. Hubungan antara Minangkabau dan Sulawesi Selatan bukan hanya soal perdagangan dan budaya, tetapi juga dalam aspek keagamaan,” ungkap Dt. Mangkuto Alam.

Ia menjelaskan bahwa dalam filosofi Minangkabau, Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK) menjadi pedoman utama dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat. Prinsip ini mengajarkan bahwa adat dan budaya harus selalu berlandaskan nilai-nilai Islam, sebagaimana para datuk terdahulu yang membawa misi dakwah ke berbagai pelosok Nusantara, termasuk Sulawesi Selatan.

“Masjid ini bukan sekadar bangunan fisik, tetapi juga manifestasi dari semangat persaudaraan, keadilan, dan nilai-nilai Islam yang menjadi pedoman hidup. Di tempat seperti inilah kita bisa membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya integritas, tanggung jawab, dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Peresmian oleh Jaksa Agung dan Harapan ke Depan

Renovasi Masjid Baitul Adli dimulai pada 27 September 2024 dan telah rampung menjelang Ramadan 1446 H. Sejak H-2 Ramadan, masjid ini telah aktif digunakan untuk salat fardu dan qiyamul lail, menandai babak baru dalam fungsinya sebagai pusat ibadah dan dakwah.

Rencananya, Jaksa Agung Republik Indonesia akan meresmikan masjid ini dalam waktu dekat, menyesuaikan dengan agenda resmi beliau.

Baik Dt. Toembijo maupun Dt. Mangkuto Alam berharap agar Masjid Baitul Adli terus berkembang menjadi pusat spiritual yang tidak hanya menghidupkan nilai-nilai keislaman, tetapi juga memperkokoh semangat keadilan, persaudaraan, dan harmoni budaya di Sulawesi Selatan.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT