Matakita.co, Makassar- Asisten Pidana Militer Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, Bapak Dr. M. Asri Arief, SH M.Si., MCTP mengisi ceramah Subuh di Masjid Nurul Mu’jizat kompleks Kejaksaan Panakukang pada selasa (11/03/2025). Aspidmil Kejati Sulsel menyampaikan esensi dari puasa yakni membentuk manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Ia menyampaikan pesan melalui perumpamaan ulat dan ular.
“Dalam sebuah kajian, dijelaskan bahwa ulat dan ular pun melaksanakan puasa. Puasa ulat lebih kaffah, selama berminggu-minggu berpuasa, ulat berubah menjadi kepompong dan dari kepompong keluar makhluk jenis baru yang indah berupa kupu-kupu. Eksistensi ulat, termasuk tabiat dan kebiasaannya ikut berubah. Lain halnya dengan puasa ular, secara periodik melaksanakan puasa hanya untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Ular berpuasa saat berganti kulit, eksistensi dan kebiasaannya tidak berubah. Dua binatang ini hanya sebagai contoh, bahwa keduanya berpuasa tapi menghasilkan sesuatu yang jauh berbeda.” Jelasnya.
Bapak Dr. M. Asri Arief, SH M.Si., MCTP melanjutkan bahwa sesuai Al Qur’an Surah Albaqarah ayat 183, hanya orang beriman yang diwajibkan berpuasa. Kemudian di akhir ayat tersebut ditegaskan dengan kalimat: “La allakum tattaqun”. Hal ini memberikan makna bahwa ada orang yang berpuasa yang meraih derajat taqwa, namun ada juga orang yang berpuasa tidak meraih derajat taqwa.
Pengertian ini diperkuat dengan HR Imam Ahmad, bahwa banyak diantara kalian yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya. Olehnya itu, puasa yang mendapatkan pahala yang besar harus diperkuat dengan memperbanyak zikrullah dan bertaubat kepada Allah SWT. Semoga bulan suci Ramadhan menjadi momentum pendidikan karakter yang dapat menebar kemanfaatan.
