Oleh : Willy Agustino*
Pesisir dan pulau-pulau kecil tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kekayaan budaya yang terjaga dengan baik oleh masyarakat setempat. Keunikan ini menciptakan peluang untuk mengembangkan wisata maritim yang memadukan kegiatan alam dan budaya, seperti menjelajahi keindahan terumbu karang, menyelam, serta menikmati kekayaan kuliner dan tradisi lokal yang sarat dengan nilai sejarah. Selain itu, wisata budaya maritim juga dapat menjadi wadah untuk melestarikan pengetahuan tradisional tentang navigasi laut, kerajinan tangan, serta upacara adat yang memiliki makna mendalam bagi kehidupan masyarakat pesisir. Semua potensi ini dapat meningkatkan minat wisatawan baik lokal maupun internasional, serta memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi dan pelestarian budaya setempat.
salah satu pulau yang ada di Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten Pankep yang memiliki potensi wisata maritim yakni pulau Satando. Pulau Satando memiliki potensi wisata maritim yang luar biasa dengan keindahan bawah laut yang memukau, terumbu karang yang indah, dan perairan yang jernih, menjadikannya tempat ideal untuk kegiatan selam dan snorkelling. Selain pesona alamnya, pulau ini juga kaya akan budaya maritim yang masih dijaga oleh masyarakat setempat, seperti praktik penangkapan ikan tradisional dan budidaya rumput laut. Kuliner khas berupa hidangan seafood segar dan lezat semakin menambah daya tarik Pulau Satando sebagai destinasi wisata yang menggabungkan keindahan alam dan kekayaan budaya lokal. Namun, pulau ini juga menghadapi tantangan seperti pencemaran air, penumpukan sampah, dan kondisi ekonomi masyarakat yang perlu perhatian agar potensi wisata tersebut dapat berkembang secara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan atau mengabaikan kesejahteraan warga setempat
Pengembangan Ekowisata dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada di Pulau Satando, sekaligus meningkatkan pendapatan penduduk setempat, mengingat potensi sumber daya alam yang dimiliki. Dengan pengembangan ekowisata, Pulau Satando memiliki potensi untuk dikenal lebih luas dan menjadi destinasi wisata unggulan di Sulawesi Selatan, yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal secara berkelanjutan.
Demi mewujudkan Pulau Satando sebagai destinasi ekowisata yang berkelanjutan, penyelesaian permasalahan pencemaran laut dan penumpukan sampah menjadi sangat penting. Salah satu solusi efektif yang dapat diterapkan adalah dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat lokal mengenai pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Pelatihan ini dapat mencakup cara memilah sampah, pengomposan sampah organik, serta cara mendaur ulang sampah anorganik. Dengan melibatkan masyarakat dalam program kebersihan, pelestarian, dan pengelolaan sampah, akan tercipta rasa memiliki terhadap pulau dan meningkatkan kepedulian mereka terhadap kebersihan serta kelestarian alam sekitar.
Selain itu, kesadaran dan dukungan dari pemerintah juga sangat diperlukan untuk memfasilitasi sistem pengelolaan sampah yang lebih baik. Pemerintah dapat menyediakan fasilitas penampungan sampah yang memadai di pulau, serta mengorganisir pengangkutan sampah menuju tempat pembuangan atau daur ulang yang lebih terkelola. Ini akan membantu mengurangi dampak pencemaran laut yang disebabkan oleh sampah, sekaligus mendukung pengelolaan ekowisata yang ramah lingkungan.
Untuk menjaga keberlanjutan Pulau Satando sebagai destinasi ekowisata, salah satu inovasi yang dapat diterapkan adalah penyediaan penjualan tiket online melalui platform digital untuk mengontrol jumlah wisatawan yang berkunjung. Aplikasi ini akan memungkinkan pengelolaan jumlah pengunjung secara efektif, mencegah kerusakan lingkungan akibat over-tourism, dan memastikan bahwa kapasitas pulau serta fasilitas pendukung dapat memenuhi kebutuhan wisatawan tanpa merusak ekosistem. Dengan sistem pemesanan yang terorganisir, pengelolaan destinasi wisata pun akan menjadi lebih teratur dan efisien.
Selain itu, penerapan peraturan yang ketat sangat penting untuk menjaga keamanan dan kenyamanan baik bagi wisatawan maupun penduduk lokal. Regulasi terkait kebersihan, pelestarian lingkungan, serta tata tertib kunjungan harus diterapkan dan diawasi dengan baik. Hal ini juga dapat mencakup pembatasan kegiatan tertentu yang dapat merusak ekosistem laut dan darat di sekitar pulau.
Pengembangan ekowisata di Pulau Satando juga harus menekankan penyajian budaya maritim, keautentikan alam, dan kehidupan masyarakat setempat sebagai daya tarik utama. Wisatawan sebaiknya diberikan kesempatan untuk mendalami nilai-nilai budaya lokal yang ada, seperti tradisi perikanan dan kehidupan sehari-hari masyarakat yang erat kaitannya dengan laut. Dengan cara ini, pengunjung tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga dapat merasakan pengalaman yang lebih mendalam mengenai kehidupan masyarakat Pulau Satando.
Dengan berbagai potensi alam dan budaya yang dimiliki, Pulau Satando memiliki kesempatan besar untuk berkembang sebagai destinasi ekowisata yang berkelanjutan. Melalui solusi inovatif seperti pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, pengontrolan jumlah wisatawan, serta penguatan kesadaran masyarakat dan pemerintah, Pulau Satando dapat menjaga kelestarian lingkungan sekaligus memberdayakan ekonomi lokal. Dengan memperkenalkan budaya maritim dan kehidupan masyarakat setempat, ekowisata di pulau ini tidak hanya akan memperkenalkan keindahan alam, tetapi juga mendalami nilai-nilai budaya yang ada, menciptakan pengalaman wisata yang autentik dan berkelanjutan bagi pengunjung. Keberhasilan pengembangan ekowisata ini akan memastikan bahwa keindahan Pulau Satando tetap terjaga untuk generasi mendatang.
*) Penulis adalah Mahasiswa FISIP Unhas & Kader IMM Eksotik-FIB Unhas