Beranda Literasi Refleksi Pendidikan Karakter Yang Bermutu Masa Kini dan Masa Depan

Refleksi Pendidikan Karakter Yang Bermutu Masa Kini dan Masa Depan

0

Oleh : Muh. Aswar akbar*

Awal terbentuknya suatu bangsa yang sangat cukup besar ini yang terdiri dari 33 Provinsi adalah suatu hal hebat dan sangat penting untuk terus di tata di afirmasi ke arah yang lebih baik dan baik, keberadaan suatu bangsa yang besar ini tidak terlepas dari tangan dingin dan kerja kerja nyata yang di lakukan oleh para pendahulu terdahulu yang tentu memiliki etos spirit yang kokoh, melihat, memahami dan menganalisis setiap kondisi atau perubahan yang terjadi di setiap waktunya, dengan memahami kondisi yang terjadi di butuhkan adaptasi dan perenungan yang mendalam untuk menata kekurangan atau kejumudan ke arah yang lebih baik dari sekian berbagai keberagaman suku, budaya dan rasa pun demikian agama tentu adalah latar belakang dan background yang berbeda bangsa hari ini yang di kenal dengan bangsa Indonesia itu tidak pernah kekurangan orang orang cerdasnya, orang orang yang memiliki pengetahuan yang luas lagi luwes dalam membangun bangsa ini.

Baca panjang dari sekian jenis buku dan diskusi dalam lagi hayat di setiap waktu inilah salah satu terobosan yang sering di lakukan dan di ilhami beberapa orang orang terdahulu sebelumnya sebut saja sultan syahrir, tan malaka, buya hamka, bung karno, bung Hatta, dll, inilah sebagian kecil dari sebagian besar para pemikir pemikir bangsa dan pencetus perubahan di sebuah bangsa yang besar ini, mengapa demikian orang tersebut begitu rajin dan cinta merawat membaca dan terus bergerak meramu hal hal yang baru, hal yang belum di pahaminya, hal hal belum di ketahuinya, karena mereka menanamkan dalam dirinya cinta dan keyakinan bahwa di setiap perjalanan yang ia lakoni telah di takdirkan akan menemukan helikopter viewnya.

Derap derup langkah yang di lakoni dari awal masa Pendidikan mempunyai pengertian proses perubahan dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

ADVERTISEMENT

Pendidikan tidak hanya sekedar naik di jalankan di permukaan dengan cara cara yang instan sehingga di anggap tugas telah selesai, akan tetapi perlu mesti ada distribusi dan kontribusi nyata yang di berikan secara logis dan konkrit baik di tengah tengah masyarakat,ataupun di tempat yang semestinya gagasan itu menjalar dan tumbuh baik, menyelesaikan setiap masalah yang ada, pengetahuan tidak hanya sekedar ilmu yang hanya kemudian stagnan pada isi kepala akan tetapi pengetahuan harus berbanding lurus dengan ide ide dan pemikiran pemikiran besar dalam menuntaskan masalah masalah yang ada.

Refleksi Historis Pendidikan Karakter

Secara luas kacamata historis pendidikan sejak manusia ada di permukaan bumi, adanya pendidikan adalah setua dengan adanya kehidupan manusia itu sendiri, dengan perkembangan peradaban manusia, berkembang isi dan bentuk termasuk perkembangan penyelenggaraan pendidikan, dan ini sejalan dengan percakapan dan kemajuan manusia dalam pemikiran dan ide ide tentang pendidikan.

Mengulas Sejarah Pendidikan Islam amat penting, dengan mempelajarinya akan mengetahui sebab-akibat kemajuan dan kemunduran Islam. Terutama mengkaji pendidikan Islam pada zaman Nabi Muhammad Selaku umat Islam, hendaknya kita mengetahui sejarah guna menumbuhkembangkan wawasan generasi sekarang juga akan datang tentang mutiara ibrah yang terkandung pada sejarah tersebut. Sejarah Pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW terbagi dua periode, Makkah dan Madinah. intisari pendidikan Islam pada periode itu disandarkan pada Alquran dan sunnah. Rasul adalah guru, pelopor pendidikan Islam. Dari sana titik awal perkembangan pendidikan Islam dimulai.

Makkah dan madinah adalah rumah besar dan cikal bakal berkembang lebih luasnya pendidikan kala itu, konsepsi berangkat dari pendidikan yang di sandarkan pada al Quran dan As sunnah adalah sebuah sandaran yang paling kokoh untuk menguatkan keintelektualan seorang manusia yang di topang pula dengan kekokohan Spritual seorang manusia, Al quran sebagai meritokrasi Jalan terang untuk menyumbuhi perjalanan dan menerangi setiap Anomali perkembangan Zaman.

Meski begitu, saat ini masih banyak yang belum secara pasti mengerti dengan apa yang dimaksud sebagai pendidikan karakter. Pendidikan karakter atau character education merupakan modal utama seseorang untuk sukses. Hal ini juga tengah digalakkan oleh pemerintah melalui program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Oleh karena itu, pendidikan karakter diartikan sebagai pendidikan moral, watak, budi yang tujuannya untuk mengembangkan peserta didik dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Selain itu, tujuannya juga untuk mengembangkan potensi peserta didik secara holistik sehingga menjadikan seseorang individu yang unggul secara intelektual, maupun emosional. Tujuan lainnya juga meningkatkan mutu dari proses pendidikan sehingga bisa membentuk karakter atau akhlak yang mulia secara utuh, terpadu dan seimbang. Ungkapan dari psikolog terkenal Eijkman menyatakan bahwa “perasaan pertama aktif, kemudian baru pikiran rasional”.

Pernyataan ini mencerminkan kenyataan psikologis bahwa reaksi emosional seseorang sering kali mendahului pemikiran rasional. Ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang penuh tekanan atau tantangan, respon emosional baik itu berupa ketakutan, kemarahan, atau kesedihan seringkali muncul secara otomatis sebelum individu memiliki waktu untuk memproses dan menganalisis situasi secara logis.

Eijkman juga menyoroti bahwa kita tidak dapat memilih emosi yang melanda kita. Reaksi emosional adalah respon alami dan spontan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman masa lalu, pola pikir, dan keadaan fisiologis. Namun, meskipun seseorang tidak dapat memilih atau mengontrol munculnya emosi tertentu, mereka tetap dapat belajar untuk mengenali, mengelola, dan merespon emosi dengan cara yang lebih sehat dan adaptif.

Kedepannya berharap pendidikan karakter ini bisa mengubah wajah baru pendidikan indonesia yang bukan hanya pada pendidikan nilai atau angka semata akan tetapi mendikan pembelajaran bisa bermakna dalan dunia Pendidikan, khususnya pada pendidikan karakter generasi muda masa kini dan masa depan.

Kini telah nampak di berbagai data yang ada bahwa munculnya berbagai masalah terutama pada sektor pendidikan itu merusak citra pendidikan nyata, tidak melihat derajat seseorang kasus yang paling mencekam yakni kekerasan seksual, kekerasan seksual kini sudah menjadi momok paling menakutkan karena faktanya ada begitu lembaga pendidikan di mana tenaga pendidiknya atau dosen melakukan aksi bejat nah sekiranya ini mesti menjadi perhatian khusus agar kedepannya ada aturan atau sistem yang mesti di perkuat dan di pertegas sehingga tidak ada lagi hal hal demikian yang terjadi pada lingkungan pendidikan, yang di mana ketahui secara bersama pendidikan mestinya mencetak generasi generasi yang berwatak baik dan cerdas, berkarakter dan teguh terhadap nilai nilai Islam.

Momentum Hari Pendidikan Nasional yang setiap di tanggal 2 mei adalah peringatan hari yang penuh dengan sarat makna sejarah, demikian juga menjadi alaram khusus untuk terus berbenah dan memperbaiki segala bentuk hal hal yang kurang baik itu, demi meningkatkan kualitas perubahan pendidikan yang bermutu dan berdaya saing masa kini dan masa yang akan datang dalam menyongsong generasi emas 2045.

*) Penulis adalah Guru SMA Integral Luqman AL Hakim Balikpapan

Facebook Comments Box