MataKita.co, Maros – Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kabupaten Maros yang terdiri dari Ikatan pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pemuda Muhmmadiyah dan Nasyiyatul Aisyiyah (NA) mengelar Diskusi Publik. Diskusi yang mengangkat tema “Memperkenalkan Etika Bersosial Media pada Anak dan Dampak Radiasi Gadget pada Kesehatan Anak” ini diadakan di Aula Pusat dakwah Muhammadiyah, Jalan Sultan Hasanuddin, Maros (21/10/2017).
Diskusi publik ini menghadirkan narasumber dari Leader of Google Sulsel Akmal Hasan dan Ketua Lembaga Litbang Aisyiyah Maros dr Fatmawaty. Kegiatan ini turut dihadiri ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Maros, Uztas Amin duddin, kepala dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Kabupaten Maros serta kader dan simpatisan Muhammadiyah.
Akmal hasan dalam pemaparannya menjelaskan terkait penggunaan media sosial yang efektif.salah satu contohnya adalah ternyata status kita di facebook yang bisa lihat itu hanya 20% pengguna facebook dari pertemanan yg sering kita like statusnya atau yg sering mengomentari status kita. Selebihnya itu tidak bisa kecuali pertemanan yang 80% ini membuka profil kita. sehingga pada dasarnya penggunaan medsos perlu di arahkan untuk hal positif.
Narasumber lainnya, dr.Fatmawati lebih menekankan pada bahaya radiasi dan bagaimana cara meminimalisir efek dari gadget itu sendiri. Dampak radiasi gadget pada anak bukan cuman mengganggu penglihatan, obesitas, dan sulit bersosialisasi tp dapat mengganggu pendengaran, karena dibandingkan dengan org dewasa anak2 itu mudah menangkap radiasi pada gadgetSehingga menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran
.Intinya sebagai orang tua harus bijak mengontrol apa yang dilakukan anak anak pada gadgetnya.
Sementara itu, ketua Nasyiyatul Aisyiyah (NA) Kabupaten Maros, Andi Masnah Azis saat di temui media mengatakan bahwa Kedua narasumber memberikan ilmu baru kepada kita semua bahwa ternyata gadget yg selama ini ditakutkan krn bisa berpengaruh negatif rupanya banyak nilai positif yg bs dimanfaatkan termasuk salah satunya parent’s tools sehingga dari dialog publik ini akan di follow up dengan workshop agar lebih aplikatif sesuai permintaan peserta.
