Beranda Mimbar Ide Menggali Potensi Energi Terbarukan ; Kunci Menuju Kemandirian Energi Indonesia

Menggali Potensi Energi Terbarukan ; Kunci Menuju Kemandirian Energi Indonesia

0
Aysillah Nahda

Oleh : Aysillah Nahda*

Di tengah tantangan perubahan iklim dan ketergantungan terhadap energi fosil, Indonesia memiliki kesempatan emas untuk beralih ke energi terbarukan. Dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, seperti sinar matahari, angin, air, dan biomassa, negara ini seharusnya memanfaatkan potensi tersebut untuk mencapai kemandirian energi. Artikel ini akan membahas pentingnya energi terbarukan dan bagaimana kita dapat mengimplementasikannya secara efektif.
Energi terbarukan adalah energi yang diperoleh dari sumber-sumber alam yang dapat diperbaharui secara berkelanjutan. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang mencapai 450 gigawatt. Namun, saat ini, kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi nasional masih berada di angka yang rendah. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya investasi, infrastruktur yang belum memadai, dan ketidakpastian kebijakan.

Berinvestasi dalam energi terbarukan tidak hanya penting untuk lingkungan, tetapi juga untuk ekonomi. Energi terbarukan dapat menciptakan lapangan kerja baru. Menurut laporan International Renewable Energy Agency (IRENA), sektor energi terbarukan di Indonesia berpotensi menciptakan 1,2 juta pekerjaan pada tahun 2030. Selain itu, dengan mengurangi ketergantungan pada energi fosil, Indonesia dapat mengurangi pengeluaran untuk impor energi, yang selama ini membebani neraca perdagangan.

Lebih jauh, transisi ke energi terbarukan dapat meningkatkan ketahanan energi nasional. Dalam situasi geopolitik yang tidak menentu, memiliki sumber energi sendiri menjadi sangat penting. Dengan memanfaatkan potensi energi terbarukan, Indonesia dapat memastikan pasokan energi yang stabil dan berkelanjutan untuk masyarakat.

Namun, ada beberapa yang berargumen bahwa transisi ke energi terbarukan memerlukan biaya awal yang tinggi dan teknologi yang kompleks. Mereka mengkhawatirkan bahwa investasi besar dalam infrastruktur baru dapat mengganggu ekonomi jangka pendek. Meski demikian, harus diingat bahwa biaya teknologi energi terbarukan, seperti panel surya dan turbin angin, terus mengalami penurunan. Selain itu, banyak negara yang telah berhasil melakukan transisi ini dengan menggandeng sektor swasta dan masyarakat untuk berinvestasi bersama.

Energi terbarukan bukan hanya pilihan bijak, tetapi juga kebutuhan mendesak bagi Indonesia. Dengan memanfaatkan potensi yang ada, kita tidak hanya akan meningkatkan kemandirian energi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, mengurangi ketergantungan pada energi fosil, dan berkontribusi pada upaya global melawan perubahan iklim. Mari kita dorong pemerintah dan masyarakat untuk berkolaborasi dalam mewujudkan visi ini demi masa depan yang lebih baik. Saatnya untuk berinvestasi dalam energi terbarukan dan menjadikan Indonesia sebagai pionir dalam transisi energi yang berkelanjutan.

*) Penulis adalah Mahasiswa Prodi Administrasi Kesehatan, Universitas Negeri Makassar (UNM).

Facebook Comments Box