MataKita.co, Maros – Dalam helatan Novel Fest Subaltern yang berlangsung tanggal 23 – 25 Agustus 2024 di Rammang-rammang Maros, penerbit Subaltern mengumumkan 3 nominasi terbaik dari Sayembara Novel yang digelar serangkaian festival.
Dalam pengumuman yang diwakili oleh perwakilan kurator, Adibah L Najmy, menyebut tiga novel yang akan segera digarap ke meja redaksi yakni Mochammad Solichin Lazuardi dari Surabaya Jawa Timur dengan judul Kabut Kelabu di Pandar. Nominasi kedua Babra Kamal dari Bone dengan judul Aru. Nominasi ketiga Fahrul Dason dari Parepare dengan judul ideologi sirkus.
Selain mengumumkan nominasi, Penerbit Subaltern memberikan award bagi penulis dan buku yang telah dikelola selama ini. Berikut novel dan penulis yang menerima penghargaan yakni, Novel Populer Pertautan 3 Hati karya Fajlurrahman Jurdi, Penulis Produktif Idham Malik, Best Seller Birokrasi dan Pemerintahan Daerah Muh Tang Abdullah, Novel Menginspirasi Merah Tanah karya Baso Pattola Ade, serta buku Favorit Redaksi Dukun Politik karya Hadisaputra.
Direktur Subaltern Inti Media, Supratman Yusbi Yusuf, mengatakan pada helatan Novel Fest juga telah sukses melaksanakan kelas menulis riset yang dipandu oleh novelis Muhidin M Dahlan.
“Kami juga menuntaskan kelas menulis novel dengan menghasilkan 14 judul calon novel yang akan didampingi pasca festival menuju festival berikutnya,” terangnya.
Novel Fest yang berkolaborasi dengan IPM Sulsel ini juga sukses menggelar Kelas Riset bagi pelajar.
“Dalam kesempatan ini pula, kami telah melakukan soft launching naskah kegelisaan pelajar yang lahir dari para peserta kelas riset pelajar kerjasama IPM Sulsel,” ungkap Lapimen, sapaan akrab Supratman.
Lanjut dia, Novel Fest akan tetap berlanjut di tahun depan dengan menampilkan novel-novel yang telah digarap pada saat ini beserta novel yang akan diproduksi ulang.
“Kesuksesan novel fest kedua adalah kehadiran novel yang telah digodok pada novel fest pertama ini,” terangnya.
Hadir juga dalam diskusi novel dua novel pilihan, yakni Aib Kali Digoel, Ridwan serta Pendidik dan Prajurit karya Andi Nayu Sri Ningsih, kedua berbagi tips dan pengalaman dalam menulis novel kepada peserta festival.
“Sampai jumpa di novel fest selanjutnya,” pungkasnya.