Beranda Mimbar Ide Guru Suluh Peradaban Bangsa

Guru Suluh Peradaban Bangsa

0
Engki Fatiawan
Engki Fatiawan

Oleh: Engki Fatiawan

Majunya suatu peradaban ditentukan oleh kualitas ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan inovasi baru yang berguna bagi masyarakat dan negara. Inovasi yang dihasilkan dapat dikomersialkan sehingga memberikan nilai ekonomi. Selain itu, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dapat memperbaiki sistem politik, sosial, dan budaya suatu bangsa sehingga tatanan sistem dapat berjalan dengan baik.

Kualitas ilmu pengetahuan ditentukan oleh sistem pendidikan yang berkualitas pula termasuk kualitas tenaga pendidik serta sarana dan prasarana pendidikan. Jika hal tersebut tidak diperhatikan dengan baik maka produk pendidikan tidak dapat berkompetisi dalam menghasilkan inovasi dan tatanan sistem yang baik bagi suatu negara. Sehingga keterbelakangan sumber daya manusia yang juga akan bermuara pada tingkat kesejahteraan yang rendah akan membebani negara.

Saat ini, pendidikan Indonesia berada di peringkat 54 dari total 78 negara (Data World Population Review, 2021). Sementara itu, UNESCO menyatakan bahwa pendidikan Indonesia berada di urutan ke 10 dari 14 negara berkembang di dunia. Data tersebut memperlihatkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat terbelakang di bandingkan dengan negara-negara maju.

Pendidikan di Indonesia masih menjadi isu yang krusial yang dihadapi oleh pemerintah saat ini. Sehingga dalam kabinet merah putih yang dipimpin oleh Presiden RI, Prabowo Subianto, sangat memfokuskan hal tersebut dengan memberikan ruang khusus bagi pendidikan dasar menengah dan ruang khusus bagi pendidikan tinggi. Hal tersebut diharapkan agar pendidikan di Indonesia dapat berkembang dengan baik yang menghasilkan sumber daya manusia bermutu tinggi.

Salah satu penunjang pendidikan yang menjadi ujung tombak adalah guru. Guru memiliki peran penting dalam memajukan kualitas pendidikan. Jika guru berhenti mendidik maka pendidikan tidak akan berjalan. Jika guru tidak mampu mengikuti perkembangan zaman maka pendidikan negeri ini akan tertinggal. Maka dari itu, peran guru sangat penting sehingga mereka diberikan gelar sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

Namun, ironisnya masih banyak tenaga pengajar di Indonesia yang masih jauh dari kesejahteraan khususnya yang masih honorer. Pendapatan guru honorer hanya berkisar antara Rp 150.000 – Rp 700.000/Bulan (Prawitasari, 2019). Dengan pendapatan yang rendah itu guru mesti mencari pekerjaan lain untuk mencukupi biaya hidupnya dan keluarganya. Jika seperti itu, maka fokus mengajar akan terbagi dan berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran.

Oleh karena itu, kesejahteraan guru perlu menjadi perhatian dari pemerintah. Guru honorer perlu diberikan tunjangan atau dengan skema pengangkatan menjadi PNS berdasarkan prestasi dan waktu pengabdiannya sebagai guru. Dengan itu, semangat dan fokus mengajar akan meningkat.

Guru Sebagai Suluh Peradaban

Terlepas dari kesejahteraan guru, peran guru sangat penting dalam menyinari peradaban. Cahaya ilmu pengetahuan yang diberikan kepada insan-insan yang diajarinya menjadi pelopor lahirnya generasi bangsa. Mereka dengan gigih mengajari anak-anak yang tidak tahu apa-apa menjadi tahu dengan sesuatu. Bahkan bukan hanya sekedar mengajari hal-hal yang tidak diketahui namun, juga mendidik manusia menjadi manusia yang memiliki kepekaan sosial dan empati terhadap lingkungan.

Guru sebagai suluh peradaban bukan hanya sekedar guru yang mengajari dari tidak tahu menjadi tahu. Tetapi, banyak mengajarkan ilmu-ilmu kehidupan bagi siswanya yang didapatkan dari hasil pengalaman hidupnya. Guru yang mengajarkan bagaimana manusia dapat menjadi manusia setelah keluar dari proses pendidikan formalnya yang bisa bertahan hidup di daratan dan di lautan kehidupan yang nyata. Menghasilkan peserta didik yang kritis, berintegritas, mandiri, inovatif, berwawasan luas, memiliki daya juang dan daya saing yang tinggi sehingga dapat berguna bagi bangsa.

Di tengah pesatnya perkembangan artificial intelligence (AI) sulit menemukan guru yang benar-benar mengerti akan ruh pendidikan sebagaimana yang digaungkan oleh KI Hajar Dewantara, pendidikan memanusiakan manusia. Masih sangat langka guru yang memiliki etos pendidik dan kecintaan terhadap pendidikan sebagaimana KH. Ahmad Dahlan yang sangat gigih dalam mencerdaskan masyarakat melalui organisasi Muhammadiyah yang didirikannya.

Tidak dipungkiri masih banyak guru yang tertinggal di era teknologi saat ini. Kurangnya akses dan peningkatan kapasitas guru menjadi salah satu penyebab rendah kualitas tenaga pendidik di negeri ini. Selain itu, perguruan tinggi sebagai penghasil SDM guru juga tidak mampu menghasilkan guru yang memiliki kapasitas yang dapat menunjang pendidikan yang lebih baik. Hal itu terjadi karena perguruan tinggi juga tidak mampu mengejar kecepatan perkembangan zaman saat ini.

Maka dari itu, permasalahan yang kompleks dari guru dan pendidikan harus diselesaikan dengan secepat mungkin untuk mengejar ketertinggalan pendidikan bangsa ini. Program pemerintah mengajari coding di pendidikan dasar menengah perlu didukung jika itu bagian dari cara untuk memajukan pendidikan bangsa ini. Dengan dukungan makan bergizi gratis bagi anak sekolah pembelajaran di kelas dapat menjadi lebih baik dan kecerdasan anak-anak meningkat. Penulis sangat mendukung program ini karena penulis telah merasakan bagaimana tidak enaknya belajar dalam keadaan perut kosong sewaktu menjajaki pendidikan.

Guru suluh peradaban selalu mengajak lapar dan haus akan ilmu kepada muridnya. Memprogram kekritisan berpikir dalam otak siswanya sehingga banyak mempertanyakan hal-hal yang ada di dalam diri hingga di luar dirinya dan menyelaminya dengan penuh penghayatan. Mengajarkan nilai sehingga produk didikannya dapat diterima oleh masyarakat.

*) Penulis adalah Ketua Koorkom IMM Universitas Hasanuddin

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT