Beranda Mimbar Ide BBM Naik: Solusi Terbaik?

BBM Naik: Solusi Terbaik?

0
Muhammad Alif Adimulia Putra
Muhammad Alif Adimulia Putra

Oleh: Muhammad Alif Adimulia Putra*

Seperti diketahui hari sabtu tanggal ,03 september 2022. Presiden jokowi Widodo (Jokowi) akhirnya memutuskan dan mengumumkan  menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Harga Pertalite diputuskan naik dari Rp 7.650 jadi Rp 10.000 per liter. Kabar kenaikan harga BBM ini sudah santer terdengar sejak beberapa pekan terakhir, hingga sempat memicu perdebatan dan panic buying di sejumlah lokasi.

Menurut Alif , setidaknya terdapat dua hal yang perlu menjadi perhatian bersama. Pertama, pemerintah dan badan usaha harus betul-betul bersinergi agar pengambilan keputusan tidak telat.karena melambungnya harga BBM akan memperburuk kondisi ekonomi rakyat.

Terutama Rakyat Kelas bawah. Dan Pelaku Usaha Mikro kecil menengah ( UMKM ) Namun dalam jangka pendek, hak itu tentunya akan berdampak terhadap masyarakat kelas bawah dan menengah yang tergantung pada transportasi dalam kesehariannya, sehingga akan  berimbaspada penggerusan konsumsi .

Adapun masuknya Pertalite sebagai BBM khusus penugasan atau BBM subsidi berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No.37.K/HK.02/MEM.M/2022 tentang JBKP, yang disahkan pada 10 Maret 2022. Berikut perubahan harga BBM selama Presiden Jokowi memimpin: 18 November 2014: Premium Rp 8.500 – Solar Rp 7.250 1 Januari 2015 Premium Rp 7.600 – Solar Rp 7.250 Jokowi cabut subsidi premium. Subsidi solar menjadi tetap Rp 1.000 BACA JUGA Pukulan Ekonomi Jika Harga BBM Naik di Tengah Kenaikan Bunga BI 19 Januari 2015 berlaku dua harga: Bali Madura Premium Rp 6.900 – Solar Rp 6.400 Luar Bali Madura Premium Rp 6.700 – Solar Rp 6.400 1 Maret 2015 kembali berlaku satu harga nasional: Premium Rp 6.800 – Solar Rp 6.400 28 Maret 2015: Premium Rp7.300 – Solar Rp 6.900 5 Januari 2016 Kembali berlaku dua harga: Jawa, Madura, Bali (Jamali): Premium Rp 7.050 – Solar Rp 5.650 Di luar Jamali: Premium Rp. 6.950 – Solar Rp 5.650 1 April 2016: Jamali Premium Rp 6.550 – Solar Rp 5.150 Di luar Jamali: Premium 6.450 – Solar Rp 5.150 10 Oktober 2018: Jamali Premium Rp 7.000 – Solar Rp 5.150 Luar Jamali Premium Rp 6.900 – Solar Rp 5.150. Namun, kebijakan ini dibatalkan satu jam setelah diumumkan. Kemudian pertalite di tetapkan sebagai BBM setelah diumumkan. Kemudian Pertalite ditetapkan sebagai BBM bersubsidi. 1 April 2022: Pertalite Rp 7.650 – Solar Rp 5.150 3 September 2022: Pertaite Rp Rp 10 ribu – Solar Rp 6.800 .(Dikutip dari Katadata.co.id dengan judul “Kronik Sejarah Kenaikan Harga BBM Mulai Presiden Sukarno hingga Jokowi” ).

Kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM dipastikan bakal memberi efek domino yang luas terhadap sendi-sendi ekonomi Ibu Pertiwi. Mulai dari sektor logistic, kontruksi hingga daya beli masyarakat. Lantas seperti apa harapan pengusaha di tengah kondisi pelik in,Pasalnya, semua negara benar-benar mengambil langkah untuk mengamankan pasokan maupun harga.

Sehingga persaingan bukan hanya antar pengusaha saja, namun juga antarnegara melalui kebijakan pemerintah masing-masing. Adapun secara historis, seperti pada 2014 contohnya, saat harga BBM jenis Premium yang saat itu paling banyak dikonsumsi, dinaikkan pada bulan November hingga 30%. Inflasi kemudian melesat hingga 8,36%, Hal yang sama juga terjadi setahun sebelumnya ketika pemerintah menaikkan harga BBM di bulan Juni 2013 yang memicu kenaikan inflasi hingga 8,38% , Dampak kenaikan BBM ternyata tidak hanya pada ekonomi, tapi juga akan berimbas pada aspek sosial masyarakat Indonesia Dan Kenaikan BBM berpotensi akan meningkatkan angka pengangguran yang tentunya akan menambah tingkat kemiskinan Indonesia. Padahal, per Maret 2022, BPS telah melaporkan adanya penurunan tingkat kemiskinan setelah pandemi. Bukan hal yang tak mungkin, jika tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan yang meningkat akan menimbulkan kekacauan hingga demo.

Solusi menurut Alif yaitu ,”BBM bersubsidi menyumbang lebih dari 80 persen pendapatan negara. Solusi yang mungkin bisa dilakukan adalah meningkatkan kualitas maupun kuantitas layanan transportasi publik dan mematok harga yang tidak terlalu mahal,” katanya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin.

Menurutnya hal itu juga bisa menjadi cara untuk menurunkan emisi karbon serta mengubah konsumsi BBM yang sangat tinggi dan pemerintah juga bisa menerapkan kebijakan batas kecepatan kendaraan dan lebih cepat melakukan elektronifikasi. Kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM dipastikan bakal memberi efek domino yang luas terhadap sendi-sendi ekonomi Ibu Pertiwi.

Mulai dari sektor logistic, kontruksi hingga daya beli masyarakat. Lantas seperti apa harapan pengusaha di tengah kondisi pelik in Lalu bagaimana kita menyikapi hal tersebut dengan bijak? Berikut beberapa cara yang bisa ditempuh dalam menyikapi pengeluaran yang semakin besar dan berat yang  saya kutip dari m.kompasiana.com penulis Hanna Chandra sebagai berikut :

Pertama: Mengurangi pengeluaran konsumtif dengan melatih diri membiasakan budaya hemat. Misalkan dengan mengubah gaya hidup kita seperti yang terbiasa jajan di luar diubah dengan memasak sendiri, atau dengan mengurangi jajan di luar. Bagi perokok yang sehari menghabiskan 2 (dua) bungkus rokok menjadi 1 (satu) bungkus atau berhenti sama sekali. Why Not?

Kedua: Memaksimalkan jumlah penumpang dalam satu kendaraan. Bagi yang memiliki kendaraan atau mendapat fasilitas kendaraan bisa buat janjian pergi dan pulang kerja bersama-sama.Pengeluaran harga bensin atau solar bisa lebih ringan jika ditanggung bersama-sama. Mulai dipikir-pikir lagi deh jika kita ingin menambah kendaraan.

Ketiga: Menggunakan moda transportasi non BBM, misalkan sewaktu-waktu bisa dengan bersepeda atau berjalan kaki bagi yang masih kuat dan bugar. Selain bisa menghemat pengeluaran juga membuat tubuh kita mejadi sehat dan bugar.

Keempat: Usahakan mengurangi kegiatan keluar rumah untuk urusan yang tidak penting. Misalkan mengatur waktu belanja atau rekreasi yang lebih berkualitas. Perbanyak pertemuan dengan anggota keluarga. Semakin sering kita meluangkan waktu dengan keluarga semakin baik hubungan bathin dan komunikasi  anggota keluarga.

Kelima: Bagi PNS yang tinggal bersama keluarga akan lebih hemat kalau masak sendiri dengan kualitas dan kandungan gizi yang baik.

*) Penulis adalah Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

Facebook Comments
ADVERTISEMENT