Beranda Mimbar Ide Perang Dingin Kedua Membawa Dunia Semakin Gelap

Perang Dingin Kedua Membawa Dunia Semakin Gelap

0
Ahmad Sukarno, S.IP, M.Adm.SDA

Oleh : Ahmad Sukarno, S.IP, M.Adm.SDA*

(Widyaiswara Pusjar SKMP LAN RI)

Dunia gelap karena memang sejatinya belum pernah memasuki masa kejayaan manusia yang hidup berdampingan dengan kedamaian antar sesama negara bangsa. Polarisasi poros kekuatan dunia masih terbelah hingga saat ini sejak pasca Perang Dunia ke-2. Dimulai pada masa kejayaan Kerajaan Spanyol pada abad ke-15 dan 16, penemuan benua di belahan Amerika, Asia, dan Afrika dengan penjelajah terkenal bernama Christopher Columbus. Kejayaan Kerajaan Spanyol menguasai dunia penuh dengan peperangan. Pada saat yang sama, juga terdapat kerajaan besar di Eropa Barat, yaitu Kerajaan Belanda, Inggris, dan Prancis. Kejayaan Kerajaan Belanda pada abad ke-17 dan 18 sangat terkenal dengan Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC). Kemudian pada masa abad ke-19 dan 20, masa puncak Kerajaan Inggris dan Prancis menjadi 2 poros kekuatan dunia dan saling konflik diberbagai belahan dunia mencari wilayah koloni.

Perjanjian Breda pada 31 Juli 1667 merupakan perjanjian sangat mahal dan terkenal sepanjang sejarah Kerajaan Inggris dan Kerjaaan Belanda. Pulau Run di Maluku penghasil buah pala terkenal di dunia milik Kerajaan Inggris, ditukar dengan Pulau Manhattan (wilayah New York City) di Amerika yang merupakan wilayah koloni Kerajaan Belanda.

ADVERTISEMENT

Dunia juga masih mengingat peperangan besar di daratan eropa pada abad ke-19, Perang Napoleon merupakan perang yang melibatkan banyak aliansi negara atau kerajaan dengan kekuatan utama Inggris melawan Prancis sehingga dunia saat itu dapat dipersepsikan masih dalam kegelapan jika dikaitkan dengan pendekatan konflik dan peperangan antar negara bangsa.

Memasuki abad ke-20, Terdapat tiga gelombang perang dahsyat yang membuat dunia gelap saat itu. Perang Dunia ke-1 merupakan konflik global yang melibatkan banyak negara pada tahun 1914-1918. Blok Jerman melawan Blok Inggris yang berakhir dengan Perjanjian Versailles. Jumlah manusia yang meninggal mencapai 40 juta orang (en.wikipedia.org). Kemudian terjadi Perang Dunia ke-2 pada tahun 1942-1945. Korban manusia yang meninggal mencapai 70-85 juta orang (en.wikipedia.org). Pasca Perang Dunia ke-2, kemudian terjadi Perang Dingin pada tahun 1947 sampai 1991. Ketegangan dunia saat itu menjadi terbelah dalam dua pengaruh besar. Pemenang Perang Dunia ke-2, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet yang berhasil mengalahkan Jerman dan Sekutunya.

Perang Dingin Pertama saat itu membawa dunia terbelah dan banyak negara terbelah. Perang tidak lagi terjadi pada benua yang sama, tetapi melebar ke benua yang lain. Perang Dingin, bukan perang langsung, tetapi perang Ideologi dan Pengaruh Kekuatan Militer. Perlombaan senjata nuklir, perang ekonomi, spionase, propaganda, hingga perang perlombaan ke luar angkasa. Kita bisa melihat bagaimana Jerman terbelah menjadi Jerman barat dan Timur, Korea terbelah menjadi Korea Utara dan Selatan, Vietnam terbelah menjadi Vietnam Utara dan Selatan. Ketegangan dunia saat itu semakin sengit ketika Amerika Serikat membangun pangkalan militer di berbagai belahan dunia. Selain itu, Amerika Serikat juga terus mengembangankan Armada Kapal Induknya agar dapat menjangkau seluruh belahan dunia. Perang Dingin Pertama kemudian berakhir pada tahun 1991 sejak runtuhnya Uni Soviet dan muncul negara adidaya baru, yaitu Cina. Pada Tahun 1978, Cina muncul ke permukaan sejak kebangkitannya dimulai dengan reformasi besar-besaran menjadikannya negara terbuka dan juga telah menganut paham globalisasi dan industrialisasi. Mencapai puncaknya pada tahun 2023, PDB Cina mencapai 17,8 Triliun Dolar AS, sehingga menempatkannya menjadi negara perekonomian terbesar kedua di dunia. (www.antaranews.com, 2/10/24)

Kebangkitan Cina, dalam berbagai sektor, mulai menyadarkan Amerika Serikat sehingga presiden terpilih Presiden Donald Trump, mengobarkan Perang Dingin Kedua kepada Cina yang sesungguhnya memicu kebangkitan Blok Timur yang berubah menjadi BRICS. Pembentukan BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan) adalah kekuatan baru yang bertujuan untuk meredam dominasi Amerika Serikat, mengurangi pengaruh mata uang dolar, ketergantungan teknologi barat, dan dominasi kekuatan militer.

Perang Dingin Kedua sejak tahun 2023 lalu memicu masalah yang rumit, kompleks, dan sangat mengganggu stabilitas kelangsungan hidup suatu negara. Perang dagang, teknologi robotik dan chip bahkan super komputer, perlombaan senjata nuklir hipersonic, kebangkitan cina di luar angkasa, penemuan matahari buatan, mineral logam jarang, kendaraan listrik, semua hal itu menjadikan dunia semakin gelap pasca bencana Virus Covid 19. Iklim global yang tidak menentu itu sangat mengganggu stabilitas ekonomi suatu negara sehingga dapat memicu runtuhnya industrialisasi dan akan berdampak krisis ekonomi semakin parah.

Facebook Comments Box